Sabtu, 15 Oktober 2011

Soal-Soal Kuis Kreativitas (part I)


Soal 1: Kemukakan dalam bidang apa saja dirasakan kebutuhan akan kreativitas, dan berilah contoh dari pengalaman dan pengamatan Anda di Indonesia.
Jawaban: Kreativitas sesungguhnya sangat diperlukan di berbagai aspek kehidupan, termasuk di dalam bidang ekonomi, kesehatan, politik, maupun dalam bidang sosial dan budaya. Banyak departemen pemerintah yang membutuhkan individu-individu yang kreatif dan inventif.
Di Indonesia, kreativitas belum terlalu dianggap penting. Contohnya saja, di dalam dunia pendidikan. Penilaian-penilaian di dalam dunia pendidikan belum sampai pada penilaian kreativitas, melainkan hanya terpaku pada penilaian yang menuntut kemampuan inteligensi semata. Yang dinilai adalah dari segi pemikiran secara konvergen (berpikir hanya pada satu aspek, tidak meluas), sementara penilaian terhadap pemikiran divergen (pemikiran yang lebih luas, menekankan pada kemampuan berpikir kreatif) kurang begitu diperhatikan.

Soal 2: Kendala apa saja yang terutama menghambat studi tentang kreativitas dan penerapannya dalam dunia pendidikan?
Jawaban: Kendala konseptual yang utama terhadap studi kreativitas adalah pengertian tentang kreativitas sebagai sifat yang diwarisi oleh orang yang berbakat luar biasa atau jenius. Kreativitas diasumsikan sebagai seuatu yang dimiliki, sehingga tidak banyak yang dapat dilakukan melalui pendidikan untuk mempengaruhinya.
Kendala konseptual lainnya terletak pada alat-alat ukur (tes) yang biasanya dipakai di sekolah-sekolah, yaitu tes inteligensi tradisional yang mengukur kemampuan siswa untuk belajar, dan tes prestasi belajar untuk menilai kemajuan siswa selama program pendidikan. Tes inteligensi maupun tes prestasi belajar kebanyakan hanya meliputi tugas-tugas yang yang harus dicari jawabannya secara benar (berpikir konvergen), sementara untuk mengembangkan kreativitas, kita dituntut untuk berpikir divergen, yaitu berpikir dengan menjajaki segala kemungkinan atas suatu masalah.
Sebab utama lain dari kurangnya perhatian dunia pendidikan dan psikologi terhadap kreativitas terletak pada kesulitan merumuskan konsep kreativitas itu sendiri.
            Sebab lain dari kelalaian terhadap masalah pengembangan kreativitas adalah metodologis. Tuntutan akan alat-alat ukur yang mudah digunakan dan objektif telah mengalihkan perhatian dari upaya untuk mengukur kemampuan kreatif.
Penggunaan metode stimulus-respons dalam teori belajar merupakan sebab lain dari kurangnya perhatian dari psikologi dan pendidikan terhadap masalah kreativitas (Guilford, 1959).

Soal 3: Berilah contoh dari aptitude dan non-aptitude traits dari kreativitas, dan berilah argumentasi Anda mengapa keduanya penting untuk dikembangkan pada semua siswa, dan khususnya siswa berbakat.
Jawaban: Contoh dari aptitude yaitu meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, dan ciri-ciri ini dioperasionalkan dalam tes berpikir divergen.
Contoh dari non-aptitude traits yaitu meliputi kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik, kemandirian, dan motivasi internal.
Kedua ciri-ciri kreativitas ini penting dikembangkan karena pengembangan kreativitas siswa tidak hanya mempertimbangkan pemikiran yang kreatif saja, melainkan juga pemupukan sikap dan ciri-ciri kepribadian kreatif. Selain itu, keberbakatan merupakan perpautan antara inteligensi, pengetahuan umum, task commitment, dan juga motivasi internal. Hal-hal tersebut merupakan gabungan dari aptitude dan non-aptitude traits (afektif).

Soal 4: Bagaimana definisi USOE tentang keberbakatan yang diadopsi di Indonesia? Apakah kelebihan dan dan keterbatasan dari definisi tersebut?
Jawaban: Definisi USOE bahwa anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan sendiri. Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang telah nyata, meliputi:
  • Kemampuan intelektual umum
  • Kemampuan akademik khusus
  • Kemampuan berpikir kreatif-produktif
  • Kemampuan memimpin
  • Kemampuan dalam salah satu bidang seni
  • Kemampuan psikomotor (seperti dalam olahraga)
Keterbatasan definisi: pada tahun 1978 di Amerika Serikat kemampuan psikomotor dihapus dari daftar penggolongan bakat tersebut, karena bakat dalam psikomotor (dalam hal ini bidang olahraga) sudah cukup mendapat perhatian dan terlayani. Dimana-mana sudah ada akademi atau sekolah untuk berbagai jenis olahraga.
Kelebihan definisi: Pertama, bahwa harus dibedakan antara bakat sebagai potensi yang mungkin belum terwujud dan bakat yang sudah terwujud dan nyata dalam prestasi yang unggul. Dalam hal ini berarti bahwa anak “underachiever”, yaitu yang belum berprestasi sesuai dengan potensinya yang unggul, juga diidentifikasikan sebagai anak berbakat. Kedua ialah tuntutan bahwa anak bebakat memerlukan pelayanan dan program pendidikan khusus sesuai dengan potensi, minat, dam kemmpuannya; hal ini sesuai dengan UU No. 2 Pasal 24 ayat (1).

Soal 5: Rumuskan dan gambarkan konsep keberbakatan menurut Renzulli. Apakah makna dari definisi tersebut?
Jawaban: Renzulli mengemukakan “Three-Ring Conception” yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara: kemampuan umum diatas rata-rata, kreativitas diatas rata-rata, dan pengikatan diri terhadap tugas (task commitment) yang cukup tinggi.
            Definisi operasional tentang keberbakatan ini merupakan bagian esensial dari setiap program khusus untuk anak berbakat karena memberikan arah, baik untuk sistem identifikasi ataupun untuk praktek pendidikan khusus anak berbakat. Penting bahwa suatu definisi mengetahui tiga kriteria berbakat, yakni:
  • Harus berdasarkan riset tentang karakteristik orang berbakat
  • Memberikan arah dalam seleksi dan/atau pengembangan instrumen dan prosedur identifikasi
  • Memberikan arah dan berkaitan dengan praktek program, seperti seleksi mencari dan metode instruksi serta seleksi dan pelatihan guru anak berbakat.

Soal 6: Berilah rumusan Anda sendiri mengenai “keberbakatan” atau “anak berbakat” yang merupakan sintesis dari definisi USOE dan konsepsi Renzulli.
Jawaban: Anak berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum, bakat kreatif , aktif dan produktif, serta merupakan keterpautan antara kemampuan umum, kreativitas, dan juga task commitment.

Soal 7: Bagaimana hubungan antara kreativitas dan aktualisasi diri? Pilihlah tiga tokoh di Indonesia yang menurut Anda merupakan teladan (model) dari keunggulan kreatif.
Jawaban: Menurut psikolog humanistik, seperti Abraham Maslow dan Carl Rogers, aktualisasi diri adalah apabila seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia mampu, mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya.
            Rogers menekankan (1962) bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme. Yonge (1975) menemukan korelasi positif antara skor pada aktualisasi diri (Personal Orientation Inventory, Shostrum, 1963) dan beberapa ukuran kreativitas, seperti skala kreativitas “Adjective Checklist”.
Kreativitas aktualisasi diri adalah kekreatifan yang umum dan “content free”. Banyak program kreativitas yang bertujuan untuk: a) meningkatkan kesadaran kreativitas; b) memperkokoh sikap kreatif, seperti menghargai gagasan baru; c) mengajarkan teknik menemukan gagasan dan memecahkan masalah secara kreatif; dan d) melatih kemampuan kreatif secara umum.
Damm (1970) menyimpulkan bahwa baik kreativitas maupun inteligensi berkorelasi dengan aktualisasi diri, dan tingkat aktualisasi diri yang tertinggi dicapai oleh siswa menengah yang sama-sama kreatif dan inteligen.

Soal 8: Bagaimana teori-teori psikoanalisis menjelaskan kinerja kreatif individu? Bandingkan teori Freud, Kris, dan Jung.
Jawaban: Pada umumnya, teori-teori psikoanalisis melihat kreativitas adalah hasil dari pemecahan suatu masalah, yang biasanya dimulai pada masa kanak-kanak. Pribadi kreatif dipandang sebagai individu yang memiliki pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari.
A)      Teori Freud: Sigmund Freud (1856-1939) menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan (defense mechanism), yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari dunia dan menghabiskan energi psikis, maka mekanisme pertahanan dianggap merintangi produktivitas kreatif. Namun, meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, subliminal mechanism justru merupakan penyebab utama kreativitas. Menurut Freud, orang hanya didorong untuk menjadi kreatif jika mereka dapat memnuhi kebutuhan seksual secara langsung. Contoh, seniman Leonardo da Vinci yang membuat lukisan sebagai hasil dari kebutuhan seksual dengan tokoh ibu yang disublimasi.
B)       Teori Kris: Ernest Kris (1900-1957) menekankan bahwa regression mechanism (mekanisme pertahanan regresi, yang merupakan bentuk peralihan ke perilaku sebelumnya, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberikan kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif. Orang-orang yang kreatif adalah orang-orang yang paling mampu memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar. Orang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa seperti ‘anak’ dalam pikiran mereka. Dengan begitu, mereka mampu melihat masalah dengan cara yang segar dan inovatif untuk “regress in the service of the ego”.
C)      Teori Jung: Carl Jung (1875-1961) percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Secara tidak sadar, kita mengingat pengalaman-pengalaman yang paling berpengaruh dari nenek moyang kita, disebut collective unconsciuos. Dari collective unconscious (ketidaksadaran kolektif) ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan kelangsungan dari eksistensi manusia.

Soal 9: Bagaimana kondisi internal (pribadi kreatif) dan kondisi eksternal (lingkungan) yang memupuk kreativitas yang konstruktif menurut Rogers?
Jawaban: Menurut Carl Rogers (1902-1987) kondisi pribadi kreatif (internal) adalah: a) keterbukaan terhadap pengalaman; b) kemampuan untuk menilai situasi dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation); dan c) kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Kondisi eksternal (lingkungan): menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan  kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif. Dalam situasi ini, “real self” dimungkinkan untuk timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk-bentuk baru dalam hubungannya dengan lingkungannya.

Soal 10: Bagaimana pada umumnya gambaran ciri-ciri kepribadian yang kreatif menurut hasil penelitian? Jelaskan bagaimana ciri-ciri tersebut dalam kondisi yang tidak menguntungkan dapat menjelma sebagai ciri-ciri perilaku yang negatif?
Jawaban: Penelitian pertama di Indonesia mengenai ciri-ciri kepribadian yang kreatif dilakukan pada tahun 1977  oleh penulis dengan membandingkan pendapat dari tiga kelompok: psikolog, guru, dan orang tua. Alat penelitian yang digunakan adalah adaptasi dari Torrance, yaitu Ideal Pupil Checklist.
Ciri-ciri perilaku yang ditemukan pada orang-orang yang memberikan sumbangan kreatif digambarkan sebagai berikut: berani dalam pendirian/keyakinan, melit (ingin tahu), mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan, bersibuk diri terus-menerus dengan kerjanya, intuitif, ulet, tidak bersedia menrima pendapat dari otoritas begitu saja.
Dalam kondisi yang tidak menguntungkan, anak yang kreatif bisa juga menunjukkan ciri-ciri perilaku negatif, seperti: sikap tidak kooperatif, egosentris, terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan, keras kepala, emosional, menarik diri, dan menolak dominasi atau otoritas guru.

Soal 11: Buatlah rencana kegiatan belajar siswa berbakat berdasarkan strategi 4P untuk mengembangkan kreativitas!
Jawaban: 1) guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya, jangan mengharapkan semua siswa melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama; 2) mendorong bakat siswa untuk menjadi lebih maksimal dengan cara memberi dukungan dan menghargai setiap kegiatan kreatif yang dihasilkan oleh individu; 3) pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk dapat melibatkan dirinya dalam kegiatan yang kreatif, mengingat bahwa kurikulum sekolah yang padat membuat siswa tidak memiliki peluang untuk kegiatan kreatif; dan 4) hendaknya pendidik menghargai produk kreativitas anak dan mengkomunikasikannya dengan yang lain, misalnya memamerkan hasil karya kreatif mereka.

Soal 12: Jelaskan perbedaan antara anak precocious dan anak yang prodigious. Berilah contoh kasus dari pengalaman Anda!
Jawaban: Anak precocious adalah seseorang yang mampu melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan oleh mereka yang lebih tinggi usianya.
Anak prodigious adalah seseorang yang prestasinya begitu luar biasa dan langka sehingga begitu menakjubkan.
Anak-anak prodigious tanpa kecuali kreatif, sementara ahli matematika yang precocious belum tentu kreatif. Sebaliknya, anak yang prodigious belum tentu IQ-nya sangat tinggi. Contoh, seorang teman sekelas saya, yang usianya dua tahun lebih muda dari saya bisa menyelesaikan soal-soal yang seharusnya menjadi tugas orang yang lebih tua tiga tahun diatasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar