Pelajar yang “tidak biasa” (exceptional) adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat.
Siapakah anak yang menderita ketidakmampuan itu?
Disability adalah keterbatasan atau ketidakmampuan personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang.
Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan.
Dulunya, istilah “disability” dan “handicap” ini sering dipakai bersamaan, namun sekarang telah dibedakan. Tujuannya adalah yaitu agar memberikan penekanan kepada si anak yang menderitanya, bukan kepada cacat atau keterbatasannya.
Pengelompokan ketidakmampuan (disorder) adalah sebagai berikut, yaitu: gangguan organ indera (sensory), gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara dan bahasa, gangguan belajar (learning disorder), attention deficit hyperactivity disorder, dan gangguan emosional perilaku.
Apa saja yang termasuk dalam ketidakmampuan tersebut?
Gangguan Indera
Gangguan indera mencakup gangguan pada penglihatan dan pendengaran.
• Gangguan Penglihatan
Ada beberapa murid yang mengalami gangguan pada penglihatan (visual) yang masih belum dapat diperbaiki. Kebanyakan dari mereka diminta untuk memakai kacamata ketika didapati sang anak yang sering mengucek-ucek mata, membaca buku dalam jarak yang dekat, sering mengeluhkan pandangan mereka yang kabur ataupun memicingkan matanya demi memperjelas penglihatannya. Tetapi, ada pula sebagian murid yang menderita gangguan penglihatan secara serius dan dapat dikatakan rusak penglihatannya. Ini termasuk kepada murid yang menderita low vision dan murid buta. Anak low vision dapat membaca buku dengan format tulisan yang besar-besar ataupun dengan menggunakan kaca pembesar.
Anak yang ”buta secara edukasional” tidak mampu menggunakan penglihatannya tetapi harus dengar menggunakan pedengaran atau sentuhan pada saat belajar. Anak-anak yang buta ini memiliki kecerdasan yang normal seperti anak pada umumnya.
Mengajarkan anak-anak yang menderita gangguan penglihatan tersebut adalah dengan cara seperti sentuhan atau pendengaran, yang dengan itu, murid akan menjadi lebih mudah dalam belajar.
• Gangguan Pendengaran
Anak yang menderita tuli biasanya memiliki kelemahan dalam berbicara dan berbahasa.
Biasanya, anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran ini sedikit sulit dideteksi, namun perilaku yang terlihat ketika anak menderita gangguan pada pendengaran dapat berupa: menempelkan telinganya pada jarak yang dekat dengan pengeras suara (loud speaker), sering meminta pengulangan, tidak mengikuti perintah, ataupun sering mengeluh tentang telinganya yang sakit.
Kebanyakan anak yang menderita gangguan pendengaran ini mendapatkan pelajaran tambahan diluar pelajaran yang didapat di kelas regular.
Anak-anak penderita gangguan pendengaran dapat dibantu dengan dua metode pendekatan pendidikan, yaitu: pendekatan oral dan pendekatan manual.
Pendekatan oral dapat berupa membaca gerakan bibir, speech reading (menggunakan alat-alat visual). Pendekatan manual dapat berupa menggunakan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).
Beberapa kemajuan teknologi medis yang mampu menunjang kemampuan anak yang menderita gangguan pendengaran:
Pemasangan cochlear (dengan prosedur pembedahan).
Menempatkan semacam alat di telinga. Bukan prosedur permanen.
Sistem hearing aids dan amplifikasi.
Perangkat telekomunikasi, teletypewriter-telephone, dan RadioMail yang menggunakan internet.
Gangguan Fisik
Gangguan fisik meliputi: gangguan ortopedik, seperti gangguan karena adanya cedera di otak (cerebral palsy), dan gangguan kejang-kejang.
Gangguan ortopedik biasanya berupa gangguan yang berupa keterbatasan gerak, atau kurang mampu mengontrol gerakan karena adanya masalah di otot, tulang, atau sendi.
Gangguan ortopedik ini bisa disebabkan karena adanya gangguan pada masa prenatal atau perinatal, atau bahkan karena adanya penyakit dan kecelakaan yang dialami pada masa kanak-kanak.
• Cerebral Palsy adalah gangguan yang berupa melemahnya koordinasi otot, tubuh sangat goyah dan lemah, atau bicaranya tidak jelas. Penyebab utama cerebral palsy adalah kekurangan oksigen pada saat kelahiran. Anak yang menderita gangguan ini memiliki kesulitan dalam berbicara atau bicaranya tidak jelas. Synthesizer suara dan ucapan, papan komunikasi, serta peralatan talking notes dan page turner dapat membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak-anak yang menderita gangguan ini.
• Gangguan Kejang-Kejang biasanya sering ditemui jenis epilepsi. Epilepsi adalah gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.
Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kondisi sebelum mencapai usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Cirri utama penderita retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual.
Retardasi mental digolongkan menjadi retardasi ringan, moderat, berat, dan parah. Retardasi mental dapat disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak. Bentuk yang paling umum dari retardasi mental adalah: down syndrome dan fragile X syndrome.
Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan bicara dan bahasa meliputi sejumlah masalah bicara seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan, dan masalah bahasa yaitu kesulitan untuk menerima informasi dan bahasa eksplisit.
Gangguan bahasa mencakup tiga kesulitan:
Kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan.
Kesulitan memahami dan mengikuti perintah lisan.
Kesulitan mengikuti percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks.
Ketidakmampuan Belajar
Masing-masing murid menderita ketidakmampuan belajar (learning disability). Learning disability adalah ketidakmampuan anak dimana:
1. Anak mempunyai inteligensi yang normal atau di atas rata-rata.
2. Kesulitan setidaknya pada satu atau beberapa mata pelajaran
3. Tidak memiliki masalah atau gangguan lain seperti retardasi mental, atau yang mengakibatkan kesulitan.
Anak yang menderita gangguan belajar sering mengalami kesulitan untuk menulis dengan menggunakan tangan, mengeja, atau menyusun kalimat-kalimat. Yterkadang mereka menulis dengan sangat lambat, atau bahkan sering terdapat kesalahan pada kata-kata yang dituliskannya.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
ADHD adalah ketidakmampuan anak yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Kurang perhatian
2. Hiperaktif
3. Impulsif
Anak-anak yang kurang perhatian sulit berkonsentrasi pada satu hal dan akan cepat merasa bosan jika mengerjakan tugas. Anak hiperaktif menunjukkan perilaku dengan aktivitas fisik yang tinggi, dan hamper selalu bergerak. Anak yang impulsifsulit mengontrol reaksinya dan gampang bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
Tanda-tanda ADHD mulai muncul pada saat anak memasuki usia prasekolah. Anak yang menderita gangguan ini biasanya tidak mampu bekerja secara independen dan tidak fokus.
Gangguan Perilaku dan Emosional
Gangguan perilaku dan emosional terdiri dari problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
Beberapa anak yang dikatakan memiliki gangguan emosional serius dan melakukan tindakan yang mengganggu, agresif, membahayakan, biasanya akan dikeluarkan dari sekolah. Tetapi, beberapa anak memendam problem emosional mereka, sehingga rasa takut, depresi, dan kecemasan mereka menjadi semakin kuat dan mempengaruhi terhadap kemampuan belajar mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar